MENGOLAH MENTAL SEORANG PENULIS
Pelatihan Belajar Menulis KSGN (9), Gelombang 17
MENGOLAH MENTAL SEORANG PENULIS
Ditulis: Rince Wiki Utami
Luar biasa menyaksikan video nara sumber Menulis Bersama Omjay dipertemuan 9, Jum'at 22 Januari 2021. kesan pertama smart, energik, multi talent, cerdas, memotivasi dan menginspirasi, excellent! beliau adalah ibu Ditta Widya Utami, S.Pd. hemm nama belakang yang sama dengan nama panggilan saya bunda Utami.
Saya baru berkesempatan membuka chat belajar menulis habis subuh sabtu dini hari dan begitu ta'jub akan kebesaran allah, diingatkan Ibu Ditta manfaatkan waktu selagi usia masih ada untuk menghasilkan karya, bahagialah dan terus berkarya. hingga karya kita masuk ke penerbit mayor atau paling tidak penerbit indie.
Proses itu hari ini sedang dilalui, apakah mental kita siap untuk menjadi penulis besar? bagaimana mengolah mental sesungguhnya jadi seorang penulis-waduh, seolah saya sudah menjadi penulis-pemaparan yang lugas dalam video maupun penjelasan dalam chat yang sangat sayang untuk tidak diabadikan dalam resume saya kali ini.
Didampingi moderator yang keren Pak Cip begitu klop memainkan peran memandu pertemuan bersama nara sumber cantik nan cerdas dan mempesona Ibu Ditta Widya Utami, S.Pd dari awal hingga waktu pertemuan berakhir. Sejenak kita berkenalan dengan nara sumber pertemuan kali ini.
Karya beliau 4 buku solo dan 10 buku karya bersama dengan berbagai prestasi dan aktifitas yang luar biasa tetap luangkan waktunya agar bisa menulis diberbagai media sosial setiap hari, keren. Lebih jauh mengenal beliau dapat dilihat pada link berikut: https://dittawidyautami.blogspot.com/p/profil.html
Untuk menjadi seorang penulis andal, selain mengetahui teknik menulis, penting untuk memiliki mental yang kuat dan sehat. Mental siap konsisten, siap dikritik, siap belajar, siap ditolak dan siap menjadi "unik". 5 kesiapan mengolah mental ala Ibu Ditta yang dipaparkan dengan apik dan menggugah wacana literat insan.
Jika membaca kisah beberapa penulis tersohor baik di dalam maupun di luar negeri, ternyata banyak yang harus jatuh bangun ketika memulai karirnya sebagai seorang penulis. Namun, karena mereka (salah satu faktornya) memiliki mental yang kuat, mereka bisa bangkit kembali dan akhirnya meraih kesuksesan.
Mari kita saksikan video pembelajaran beliau pada malam hari ini. bisa dilihat langsung pada alamat: htpps://youtu.be/UkRDLmA4dUY
Jadi, mental yang dimaksud lebih kepada sebuah cara berpikir untuk dapat belajar dan merespons suatu hal. Sebagaimana yang dilakukan para penulis hebat dalam menghadapi setiap tantangan. Demikian Ibu Ditta mengawali kelas pertemuan gelombang 17 belajar Menulis Bersama Omjay.
Untuk menambah wacana menulis, mari tengok karya tulisan ibu Ditta dialamat berikut:
https://www.kompasiana.com/ditta13718
https://dittawidyautami.blogspot.com/
https://www.storial.co/book/djogja-backpacker
https://www.wattpad.com/480692862-precious-1-terdampar-di-upi
https://www.wattpad.com/794784777-mengapa-tak-kau-tanyakan-saja-tamat-mengapa-tak
Sobat blogger berikutnya mari kita baca penjelasan nara sumber terkait tema yang dipilih beliau yaitu Mental Seorang Penulis.
Apa sajakah persiapan mental seorang penulis? berikut uraiannya:
1. Siap Konsisten
"Teruslah menulis setiap hari dan buktikan apa yang terjadi." (Omjay)
Satu kutipan di atas sebetulnya sudah cukup menjadi bekal untuk kita sebagai penulis pemula.
Jika kita sudah berniat untuk meningkatkan skill menulis, maka kita harus ingat bahwa menulis adalah sebuah kata kerja. Artinya, harus ada tindakan nyata.
Salah satu tips agar bisa memiliki mental untuk konsisten adalah dengan mengenali diri sendiri. Sehingga tantangan apa pun yang menghadang, kita akan tau apa yang harus kita lakukan.
2. Siap Dikritik
Saat kita memutuskan untuk memublikasikan hasil tulisan kita di blog/buku/media sosial/media massa, dsb, maka penting kita sadari bahwa tulisan kita telah menjadi "milik publik".
Dengan demikian, kita harus menyiapkan mental untuk menerima masukan dari publik. Tak hanya bersiap untuk komentar baik, kita pun harus bersiap bila ternyata ada yang mengkritik dengan cukup tajam atas tulisan kita.
3. Siap Belajar
Jika sudah senang dan konsisten menulis, sudah bisa menerima saran maupun kritik, maka sungguh kita memiliki mental untuk belajar bertumbuh.
Ada dua cara yang dapat ditempuh :
a. Melakukan riset
Salah satu cara untuk meningkatkan kualitas tulisan adalah dengan melakukan riset. Bisa dengan berkunjung ke perpustakaan, berkunjung ke toko buku untuk mengamati buku-buku best seller, melacak apa yang sedang menjadi trend di sosial media maupun dengan google traffic, dsb.
b. Tambah Bacaan
Saat ini, dimana literasi begitu digaungkan, maka kita harus menyiapkan mental untuk siap menjadi seorang yang literat. Salah satunya dengan meningkatkan daya baca.
Daya baca berbeda dengan minat baca. Berikut tulisan saya tentang daya baca :
https://dittawidyautami.blogspot.com/2021/01/minat-baca-vs-daya-baca.html
4. Siap Ditolak
Mental berikutnya yang perlu kita sadari adalah siap ditolak oleh media maupun penerbit, dll.
Saat naskah kita ditolak, coba lagi dan lagi. Atau cari alternatif lain. Misal dengan menerbitkan sendiri atau dipublish di berbagai media sosial.
JK Rowling pernah ditolak belasan penerbit. Dewi "Dee" Lestari sang penulis Supernova pun pernah merasakan ditolak penerbit. Bahkan sekelas novelis horor Stephen King pun pernah ditolak.
Bayangkan, jika mereka berhenti berjuang saat ditolak penerbit satu dua kali, mungkin saat ini kita tidak akan mengenal karya karya hebat mereka. Tidak ada film Harry Poter sampai kepada kita.
5. Siap Menjadi "Unik"
The last but not least. Mental yang perlu kita tanamkan untuk menjadi penulis adalah just be yourself. Jadilah diri sendiri. Jadilah unik.
Maksudnya dalam menulis tidak perlu terlalu ikut-ikutan seperti orang kebanyakan. Tulis saja apa yang paling kita sukai. Yang paling sesuai dengan diri kita.
Omjay misalnya selalu unik dengan tulisan setiap harinya. Mr. Bams unik dengan kalimat-kalimat positifnya. Dan Bu Kanjeng yang unik dengan gaya bahasanya yang begitu hidup.
Tengok blog atau buku Raditya Dika, isinya pasti humor. Jika membaca buku-buku Justin Gaarder (penulis Dunia Sophie), jangan heran jika terselip unsur filsafat. Karena basicnya beliau memang pernah jadi guru filsafat sebelum menjadi penulis.
Jadilah penulis jujur yang apa adanya dan ada apanya. Tidak dibuat-buat/dipaksakan (apa adanya) namun tetap berbobot (ada apanya). Tingkatkan dengan terus berlatih menulis dan membaca.
Subhanalloh belajar hari ini sangat teresapi, mengolah mental untuk menjadi penulis andal perlu upaya kesungguhan, azzam yang kuat membaja, tekad yang membara. Mental ada dalam jiwa, mengolahnya perlu seni keberanian untuk hadapi tantangan kehidupan. Ambil kesempatan, peluang itu terkadang tidak datang dua kali. Ya, hidup ini hanya sekali.
"Jika terjadi hari kiamat sementara di tangan salah seorang dari kalian ada sebuah tunas, maka jika mampu sebelum terjadi hari kiamat untuk menanamnya maka tanamlah." (H.R. Bukhari & Ahmad)
Bekasi, 23 Januari 2021
Salam Literasi, salam semangat menulis dan menginspirasi.
Salam Sobat Blogger, guru blogger yang hebat dan keren.
enak dibacanya memikat
BalasHapusTerima ksh bu khusnul, kita sama2 belajar..salam literasi..
HapusKomplit tulisannnya,,mantabz salam literasi...
BalasHapusSalam literasi ibu..
HapusKeren Bunda👍
BalasHapusKeren juga pak Yuliasman.. salam literasi..
Hapustulisannya keren.. salam literasi
BalasHapusSalam literasi
HapusWah mantap resumenya. Dibumbui dengan berbagai informasi tambahan membuat resume ini semakin menarik untuk dibaca tuntas. Terima kasih sudah membuat resumenya Bu
BalasHapusHatur nuhun suportnya Ibu Ditta... masih harus belajar untuk cepat selesaikan tulisan...
HapusMantap. Memukau
BalasHapusTeteh aam juga memukau... lebih mantaap...
HapusTerus menulis. Jangan berhenti.
BalasHapusTerima ksh suportnya pak Dadang..in syaa allah..
HapusSelalu membuat hati nyaman saat membaca tulisan ibu, bahasanya mengalir indah. Sungguh ku terpesona dengan gaya bahasa yg mudah dicerna. Semangat lierasi selalu bunda 😄❤️
BalasHapusLaa haula wala quwwata illa billah... semangat literadi bu Fitria..semangat menulis dan menginspirasi..
HapusBagus resumenya Bu. Ada gambar & video. Lalu ada sub-sub judul. Ada paragraf pembuka dari sudut pandang pribadi. Penutup resume dengan Quotes. Ada variasi jenis font dan penggunaan bold.
BalasHapusSemua paduan tersebut menjadikan sajian resume ini menarik
Terima kasih pak Brian, ulasan yang menambah suport tuk menulis..
HapusWaaah keren bnget, menginspirasi sekali. Rapih dan indah dipandang tulisannya. Good Job deh.
BalasHapusWaaah keren bnget, menginspirasi sekali. Rapih dan indah dipandang tulisannya. Good Job deh
BalasHapusPak Nana...semangat menulis dan menginspirasi..
Hapussemakin hari semakin mantaap tulisannya....
BalasHapusHatur nuhun pak haji suportnya..
HapusTulisannya sangat enak dan renyah dibaca. Semoga kelak menjadi buku yang enak dibaca
BalasHapusHatur nuhun Omjay, ulasan yg menguatkan semangat menulis..
HapusBunda Utami makasih dah berkunjung ke blog saya ...Bunda kerennnnn luar biasa terlihat profesional good job Bunda
BalasHapusHatur nuhun bu Etin, ibu juga bisa in syaa allah...salam literasi..
HapusSuper keren, dah kayak menerbitkan buku. Sukses Bu. Salam literasi
BalasHapusIbu Uli jg kereen..salam literasi..
HapusAuto saya bookmarks biar bisa sering baca postingan bu utami. Bagus sekali bu mengalir kalem tapi sarat ilmu .
BalasHapusTerima ksh pak Heri, tulisan Bpk juga bagus, salam literasi
HapusResume Bunda Utami selalu mantul dan sedap dibaca.
BalasHapusSami2 tulisan ibu juga keren..salam literasi ibu..
Hapuswow, wow, wow. mantap. alurnya mudah dipahami dan enak dibaca buu. semangat berkarya, semangat menginspirasi
BalasHapusSemangat literasi pak..semangat menulis dan menginspirasi
Hapusmantaap bund...kereen
BalasHapus