MENULIS CERPEN YUUK ... INI PEDOMAN SINGKATNYA!

SELASA BERBAGI KELAS LAGERUNAL 

MENULIS CERPEN YUUK ... INI PEDOMAN SINGKATNYA!

Ditulis: Rince Wiki Utami


"Waduh, aku sudah tertinggal dua materi nih," batinku lirih.

Ya! tema sebelumnya tentang Alur dan Penokohan serta Tema dan Premis, ini kutemukan pada chat pembuka materi #selasa berbagi, apakah itu? sepertinya istilah-istilah dalam penulisan cerpen, pikirku kemudian. Aku baru masuk grup keren ini seminggu lalu itupun diseret masuk oleh guruku sayang, teh Aam. 

Pasti guruku itu memiliki pertimbangan kuat untuk memasukanku di grup keren ini. Tidak tahu grup apa ini, apa itu Lagerunal, siapa itu mister Fiksiapa aktifitasnya, apa kewajiban anggota grup, apa yang dilarang, berbagai tanya berkecamuk dalam kesendirianku. 

Sempet tanya-tanya juga sih, ke beberapa guru menulisku tapi belum terpuaskan. Info sementara yang aku dapatkan, Lagerunal adalah Cakrawala Bloger Guru Nasional, dari nama keren pastinya. Programnya selasa berbagi, kamis tantangan dan sabtu materi blog. 

Ups semua program masih belum masuk dalam main frame dikepalaku nih, jadilah pendatang baru yang baik di grup tersebut, no comen.

Parahnya lagi sering ketinggalan aktifitas grup! dan tidak menyimak chat yang ada, sekedar tutul... terus ganti chat grup lain... sampai akhirnya... aku baca postingan teman grup yang isinya resume #selasa berbagi. 

Wah keren... dan wow...wow... akupun mulai membuka grup, menanjak kembali chat yang mungkin sudah puluhan dalam sehari dan... kutemukan chat #selasa berbagi dengan narasumber Pak 'D Susanto, materi hanya sedikit perapihan harus ditulis utuh agar tidak gagal faham, itu menurutku sih, yang masih awam dalam menulis cerpen. Kita simak yuuk sama-sama...

Perkenalkan, nama saya SUSANTO, sobat Lagerunal mengenal dengan panggilan Pak D.

Saya memang anak tertua, jadi tepat kalau ponakan memanggil Pak D.

Rumah di desa D Tegalrejo, desa di kab Musi Rawas, konon dulu wilayah trasnmigrasi dengan ururtan huruf D. Jadi orang yang mencari rumah saya "Di mana rumah Pak Santo D?"

Nah, sekalian saja Jadi brand saya ya. Maaf untuk Anda yang lebih tua dari saya. Saya baru 49 th 07 bulan.

Pada #SelasaBerbagi ini, saya melanjutkan "tantangan" sebelumnya, dari mazmo (Pak Sudomo @ https://eigendomo.com/selasaberbagi-contoh-tantangan-pertemuan-kedua/)

Pada saat itu beliau menerangkan tentang alur & penokohan.

Materi itu lanjutan dari materi tentang membuat Tema & Premis.

Saya sebagai anggota Lagerunal yang sedang belajar membuat cerpen (he he he, lagi belajar kok nekat ngisi #SelasaBerbagi)

Setelah pertemuan kedua mencari bahan bacaan sebagai pedoman saya dalam menulis cerpen nanti.

Karena jika hanya belajar dengan melihat dan mengamati cerpen yang sudah ada, saya tidak tahu persis apakah penulisan narasi & dialognya sudah sesuai dengan kaidah bahasa kita. Setelah bahan terkumpul, saya simpan sebagai pedoman bagi saya sendiri.

Namun karena kita punya blog dan ada "tuntutan" untuk mengirim tulisan, bahan tersebut saya tulis kembali sebagai sebuah artikel. Nah tulisan itu "tertangkap" oleh Master Fiksi kita (Momo DM) lalu didiskusikan untuk bisa dibagikan kepada kawan-kawan pada hari ini. Ya, hari selasa, hari berbagi pada grup kita ini.

Saya ucapkan terima kasih kepada Sobat Lage yang berkenan melapangkan dada untuk menerima materi kali ini, meskipun Sobat Lage yang ada di grup Cakrawala Blogger Guru Nasional ini lebih jago nulis, lebih piawai menulis cerita dan puisi.

Aduh, maaf ya banyak typo

Sebelumnya, saya ngobrol dengan ibu Rofiana Jogja. Saya berseloroh, meminta cerpennya untuk saya baca dan saya cermati penulisannya. (Padahal ini untuk praktik membandingkan ilmu pengetahuan tentang penulisan narasi dan dialog serta pengunaan tanda baca dalam penulisan cerita fiksi). Gegayaan jadi editor lah.

Alhamdulillah, ibu Rofiana Jogja pintar menyenangkan hati saya bahwa, cerpennya semakin enak dibaca (tidak seperti ini sih bunyi kalimatnya.

Akhirnya datang file word berisi naskah cerpen kedua.

Dari kedua naskah tersebut menguatkan niat saya untuk membagikan teknik penulisan itu dalam blog.

Mengapa fiksi jangan hanya narasi, tetapi perlu dialog?

Kata Mbak Istiqomah dalam  https://istiqomahalmaky.com, jika memoar, cerpen, dan novel nyaris berisi narasi semua itu sangat melelahkan pembacanya. Membosankan. Pembaca jadi seolah-olah didongengi, diceramahi.

Meskipun narasi adalah salah satu cara penulis menyampaikan isi cerita kepada pembaca selain aksi dan dialog.

Melalui narasi pembaca dapat mengetahui seting tempat, peristiwa, pikiran tokoh, renungan-renungan tokoh (kontemplasi), dan flashback cerita sehingga pembaca dapat lebih memahami alur cerita dan dapat menikmatinya.

Aksi berupa tindakan fisik yang dilakukan tokoh. Contohnya, Ia berjalan sambil sesekali bersiul-siul ringan. 

Untuk dialog, pasti pembaca sudah tahu. Karena dituliskan dalam bentuk kalimat langsung.


Teknik Menulis Narasi & Dialog

Jika kekuatan ucapan atau bahasa lisan adalah intonasi dan mimik/pantomimik sang penutur, maka kekuatan bahasa tulis terletak pada pungtuasi/tanda baca yang digunakan. Kalimat yang efektif juga tidak kalah menentukan. Lalu, bagaimana penulisan dialog dalam cerita yang akan kita tulis dengan tanda baca dan ejaan yang benar?

Jika penulisannya benar, tulisan akan enak dibaca. Selain itu, pembaca cerita kita makin mudah memahami makna cerita.

Selain itu, jika tulisan rapi, setidaknya itu bisa menjadi nilai plus  ketika mengikuti lomba-lomba seputar dunia kepenulisan. Salah satunya seperti event yang diadakan oleh sebuah penerbit. Baik indi ataupun mayor, biasanya salah satu yang dinilai dari naskah tersebut selain isinya yang menarik adalah kesesuaian tanda baca.

Memang ada editor yang bertugas untuk memperbaiki tulisan kita bahkan membuatnya menjadi lebih hidup. Tapi, memangnya kita mau mengandalkan editor terus? Kalau bisa sendiri, kenapa enggak? Enggak ada salahnya belajar tanda baca dan membuat dialog yang benar. 

1.  Tanda Titik, Tanda Tanya, dan Tanda Seru pada Dialog

Tanda titik pada dialog ditulis sebelum atau sesudah tanda petik penutup? Penulisan yang benar adalah sebelum tanda petik penutup.

"Ia juara favorit lomba blog nasional."

"Semua sudah ada yang mengatur."

Demikian juga dengan tanda tanya dan tanda seru.

"Bukankah itu ibumu?"

"Keluar dari sini!"

Penulisan yang salah sebagai berikut.

"Ia juara favorit lomba blog nasional".

"Semua sudah ada yang mengatur".

"Bukankah itu ibumu"?

"Keluar dari sini"!


2. Narasi Sebelum dan Sesudah Dialog

Narasi menggambarkan kondisi atau keadaan sehingga pembaca mengetahui tempat, peristiwa, maupun pikiran tokoh. Efeknya, pembaca semakin mudah memahami alur serta menikmati cerita dengan baik. Istiqomah mengatakan bahwa fiksi dengan narasi terlalu panjang dan miskin dialog melelahkan untu dibaca dan membosankan (istiqomahalmaky.com).

Bagaimana penulisan narasi yang diikuti dialog dan sebaliknya?

Bisikan bapak mengagetkanku. "nduk, Ibu sudah pulang."

"Nanti kita ke rumah nenek lagi, kalau ada waktu libur lagi." Aku kecewa dengar pernyataan ayahku.

Kalimat "Bisikan bapak mengagetkanku" adalah narasi. Demikian pula "Aku kecewa dengar pernyataan ayahku".

Kalimat narasi sebelum dialog diakhiri tanda titik. Kalimat narasi sesudah dialogdiawali dengan huruf kapital 

Penulisan yang salah sebagai berikut.

Bisikan bapak mengagetkanku, “Nduk, Ibu sudah pulang.”

Diakhiri tanda koma pada narasi yang seharusnya tanda titik (.)

Bisikan bapak mengagetkanku. “nduk, Ibu sudah pulang.”

Kalimat dialog dimulai dengan huruf kecil, seharusnya KAPITAL

Berikut ini juga penulisan yang salah

“Nanti kita ke rumah nenek lagi, kalau ada waktu libur lagi” Aku kecewa dengar pernyataan ayahku.

Tidak ada tanda titik pada akhir dialog

 Contoh yang salah 

“Nanti kita ke rumah nenek lagi, kalau ada waktu libur lagi.” aku kecewa dengar pernyataan ayahku.

Kalimat narasi diawali huruf kecil seharusnya kapital


3. Dialog Tag

Jika Anda membaca dialog seperti berikut ini.

“Duduk di sana yuk,” ajak Danu.

“Hai-hai, CLBK nih ye,” goda Juna sambil tersenyum jenaka pada kami berdua.

Kata “ajak” dan “goda” pada kalimat di atas itulah yang dinamakan dialog tag. Jadi, dialog tag adalah frase yang mengikuti dialog. Dialog tag juga sering terdapat sebelum dialog.

Fungsi dialog tag adalah memberi informasi pengucap dialog kepada pembaca. Jika dialog tag mengikuti dialog maka penulisannya diawali dengan huruf kecil setelah tanda koma dan tanda petik. Apabila dialog tag terletak sebelum dialog maka penulisannya diikuti tanda koma sebelum tanda petik ganda.

Fungsi dialog tag adalah memberi informasi pengucap dialog kepada pembaca. Jika dialog tag mengikuti dialog maka penulisannya diawali dengan huruf kecil setelah tanda koma dan tanda petik. Apabila dialog tag terletak sebelum dialog maka penulisannya diikuti tanda koma sebelum tanda petik ganda.

Dialog Tag itu macam-macam jenisnya dan masing-masing menggambarkan emosi pelaku:

Narasi (ujar, salam, celetuk, ucap, desak, kata, pamit, harap, dst)

Netral sebagai respon (sahut, lanjut, jawab, tawar, tolak, sambut, sanggah, dst)

Ada emosi (sindir, hina, sungut, rengek, canda, ledek, puji, dst)

Emosi bernada rendah (bisik, decak, desah, rintih, dst)

Emosi bernada tinggi (hardik, tampik, tantang, pekik, jerit, usir, dst)

macam-macam  dialog tag ada di link ini:

https://www.rinmuna.com/2019/02/macam-macam-dialog-tag.html

Contoh penulisannya sebagai berikut.

“Aku yang membuang kucing itu,” ungkap Daniel.

Iwan berkata, “Buku ini aku pinjam.”

Berikut contoh yang salah. Tanda baca titik (.) yang seharusnya tanda koma (,) dan huruf awal setelah dialog adalah huruf kapital, seharusnya huruf kecil.

“Aku yang membuang kucing itu.” Ungkap Daniel. Harusnya, "Aku yang membuang kucing itu." ungkap Daniel.

Iwan berkata. “Buku ini aku pinjam.” Harusnya, Iwan berkata, "Buku ini aku pinjam."


4.  Tanda Seru dan Tanda Tanya di Akhir Dialog

Anda pernah marah, berteriak, atau sekedar memberi peringatan atau menegaskan? Jika Anda tulis maka pada akhir dialog dibubuhi tanda seru. Ingat, ya! Intonasinya tinggi.

 “Pergi dari rumahku sekarang!” bentak Somad.

Kalimat dialog jangan diberi tanda titik karena intonasinya tinggi. Dialog tag “bentak” ditulis dimulai dengan huruf kecil.

Bagaimana jika bentuk penegasan tetapi tidak sejahat yang orang kira? Penulisan yang benar adalah:

 “Aku tidak sejahat itu …” ucapnya lirih.

Meskipun penegasan, akan tetapi narasi “ucapnya lirih” membayangkan intonasi yang digunakan rendah.

Bolehkah mengunakan tanda seru? Boleh, namun narasi sesudahnya merupakan kalimat yang lain.

Contohnya:

“Aku tidak sejahat itu!” Dengan lirih Sari menegaskan.

Nah, membacanya juga beda, kan?


5. Buanglah tanda koma pada tempatnya!

Saya, yang masih belajar memulai menulis cerita fiksi, tanpa sadar kadang menambahkan tanda koma (,) sesudah tanda tanya.

Contohnya:

“Sedang apa kamu di sini?”, Tanya Reza.

Apa yang janggal? Penggunaan tanda koma yang tidak tepat dan menulis dialog tag “tanya” diawali huruf kapital.

Tentu saya dan Anda memerlukan contoh yang benar.

“Sedang apa kamu di sini?” tanya Reza.

Tidak memerlukan tanda koma. Jadi, buanglah tanda koma pada tempatnya!”

Namun cermati kalimat berikut ini!

 “Apa kau yang melukainya?” Melirik ke arah wanita di sampingnya.

Kalimat tersebut sudah benar. Mengapa huruf awal dalam narasinya kapital? Benar! Karena sudah beda kalimat. “Melirik wanita di sampingnya” dikatakan sebagai kalimat baru.

Berbeda apabila kalimatnya seperti ini:

“Apa kau yang melukainya?” tanya Arsyil melirik wanita di sampingnya.

Kata “tanya” adalah dialog tag dan itu dikatakan masih dalam satu kalimat.


6. Tanda Elipsis/Titik tiga (…)

Tanda Elipsis dipakai untuk menunjukkan bahwa dalam suatu kalimat atau kutipan ada bagian yang dihilangkan. Pada cerita fiksi tanda ini biasanya digunakan untuk memberikan jeda pada dialog.

contohnya:  

"Jadi ... kau bener-benar menolakku?"

Menurut aturan pada PUEBI, tanda elipsis itu didahului dan diikuti dengan spasi. 

Tanda elipsis pada akhir kalimat diikuti oleh tanda titik (jumlah titik empat buah).

Contoh:

“Jangan menangis lagi. Kumohon ….”

Apabila elipsisnya berada di belakang dan ada narasi lagi setelahnya, maka hanya terdapat tanda elipsis di sana.

Contoh:

“Jangan menangis lagi. Kumohon …” ucap Billy pelan.

Penggunaan En Dash (—) atau Tanda Pisah dalam Dialog

Biasanya digunakan untuk dialog yang terputus-putus atau terpotong

contoh:

"Ti- tidak. Bukan itu maksudku." (terputus-putus)

 Contoh 2:

“Jadi kau pe—” (terpotong karena seseorang langsung menyergah ucapannya).

“Iya. Aku pelakunya,” ucap Andra cepat.

Tanda pisah bersimbol (–) en dash atau (—) em dash tidak ada tombolnya pada papan ketik. Dua tanda hubung yang dirangkai tanpa spasi (--) dapat digunakan sebagai lambang tanda pisah.


7.  Penggunaan Kata “kan” dalam dialog

Perhatikan contoh di bawah ini.

Contoh :

“Dia itu kekasihmu, kan?”

Letakkan tanda (,) sebelum menulis kata “kan” dalam dialog.

Demikian juga ketika menggunakan kata sapaan pendek/pengganti panggilan seperti: Nak, Kak, Bu, dan sebagainya. Gunakan tanda koma sebelum kata itu dituliskan.

“Belajar yang rajin ya, Nak.”

Nama dan Panggilan dalam Dialog

Contoh 1:

“Aku harap Ayah merestui pernikahan kami,” ucap David penuh harap.

Pada contoh pertama, kata “Ayah” diawali dengan huruf kapital. Orang yang di maksud ada di sana atau terlibat dalam percakapan tersebut.

Contoh 1:

“Aku harap Ayah merestui pernikahan kami,” ucap David penuh harap.

Pada contoh pertama, kata “Ayah” diawali dengan huruf kapital. Orang yang di maksud ada di sana atau terlibat dalam percakapan tersebut.

Contoh 2:

“Aku berharap ayahmu merestui pernikahan kita,” kata Nia lirih.

Pada contoh kedua, kata “ayah” di awali dengan huruf kecil tanda bahwa sang ayah tidak ada di sana atau tidak terlibat dalam percakapan tersebut.

Contoh 3 :

“Menurut pak Aldi, tidak seharusnya kita melewati jalan ini.”

Pada contoh nomor 3, kata “pak Aldi” huruf awalnya ditulis kecil dan huruf keduanya ditulis besar karena merupakan nama orang. Hal ini dapat dipahamai karena pak Aldi tidak terlibat dalam percakapan tersebut.

“Terimakasih Pak Aldi atas kerjasamanya.”

Pada contoh nomor 4, kata “Pak Aldi” huruf awalnya ditulis besar dan huruf keduanya ditulis besar karena merupakan sapaan. Dapat dipahami bahwa pak Aldi terlibat dalam percakapan tersebut.

Jika ada yang berkomentar, Kok ribet banget mau nulis cerita, tulis aja, nanti malah ceritamu nggak jadi-jadi.

Jika orang itu adalah Anda, saya juga menyarankan, segera tulis saja cerita Anda sampai selesai.

Namun sesudahnya, sebelum cerita itu dipublikasikan, sebaiknya disunting dengan berpedoman pada penjelasan di atas.

Luar biasa materi singkat kali ini ya ... semoga bisa difahami, dan mulai deh membuat cerpenmu-he he he, saya juga belum piawai buat cerpen. Cerpen saya di blog ini cerita anak-anak yang masih banyak salah tulis berjudul Elegi Gadis Cilik"Telinga Kelinci." 

Terima kasih pak D ilmunya, in syaa allah sangat bermanfaat.


Bekasi 27 Januari 2021

Salam literasi, sobat Lagerunal

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

GEROBAK CERDAS BEKEN, lomba blog www.aisei.id

SEKOLAH ADIWIYATA, DIARY FEBRUARI 2021, HARI KE 23

PROGRAM SEKOLAH PENGGERAK, KOTA BEKASI SIAP LAKSANAKAN.