Trik Jitu Menulis Untuk Pemula, Ini Dia!
Pelatihan Belajar Menulis KSGN (2), Gelombang 17
Trik Jitu Menulis Untuk Pemula, Ini Dia!
Ditulis: Rince Wiki Utami
Ibu Rita Wati S.Kom narasumber malam ini, beliau alumni Belajar Menulis bersama Omjay Gelombang 10, sangat luar biasa, di gelombang 17 beliau sudah dipercaya menjadi nara sumber dengan banyak buku yang dihasilkan dan juga prestasi yang dimilikinya.
Pengalaman adalah sumber ilmu. Belajar dari pengalaman orang lain sangat mengasyikkan, menginspirasi dan memotivasi. Ibu Rita bangkit kepercayaan diri hingga buku solo beliaupun terbit dengan gabung menulis buku Antologi. Beberapa buku antologi sudah dihasilkan kemudian buku bersama dengan profesor Eko Indrajit akan diterbitkan oleh penerbit mayor. Apa saja trik jitu untuk penulis pemula menurut beliau? ini uraiannya!
1. Tentukan tujuan/ motivasi menulis, apa hanya sekadar mau belajar, hobi, atau karena keterpaksaan salah satu persyaratan naik pangkat, bisa jadi karena ingin mendapatkan uang. Itu semua tidak ada salahnya.
2. Menulis apa saja yang ada di dalam pikiran tentang lingkungan sekitar, tentang siswa, tentang binatang kesayangan, hal-hal yang disenangi atau kuasai. Jangan menulis yang sulit atau tidak difahami.
3. Tuangkan semua ide yang ada ‘tunda dulu’ untuk mengedit tuntaskan semua ide dalam tulisan hingga selesai.
4. Latih menulis setiap hari dimulai dari 100 kata kemudian meningkat 150 kata naik lagi menulis pentigraf (menulis tiga paragraf) hingga pada akhirnya bisa menulis 1000 kata perhari.
5. Lakukan setiap hari apalagi ketika mood.
6. Setelah semua terbiasa mulai tingkatkan dengan membuat peta konsep atau TOC jika tulisan yang kita buat ingin dijadikan sebuah buku.
7. Membuat buku karya bersama atau antologi.
Jadilah penulis yang berkualitas dengan memperhatikan kaidah-kaidah penulisan agar tulisan enak di baca meskipun sebagai penulis pemula, berikut hal yang harus diperhatikan:
1. Penggunaan huruf besar dan kecil yang tidak tepat.
Huruf kapital dipakai pada huruf pertama awal kalimat, huruf pertama unsur nama orang, termasuk julukan, awal kalimat dalam petikan langsung, huruf pertama setiap kata di dalam judul buku, karangan, artikel, makalah serta nama majalah dan surat kabar, kecuali kata tugas, seperti di, ke, dari, dan, yang, dan untuk, yang tidak terletak pada posisi awal.
2. Paragraf panjang-panjang, sedikit titik dan terlalu banyak koma.
Penulisan di blog atau media sosial lainnya seperti WA, setiap menulis 2 kalimat atai 3 kalimat sudah bisa membuat paragraf baru. Hal ini karena di media sosial, orang akan memutuskan apakah melanjutkan bacaannya atau tidak setelah 3 menit pertama. Jarang orang membaca bila paragrafnya panjang-panjang.
3. Penggunaan tanda baca seperti (titik, koma, titik dua, setrip/pisah(-), tanda petik dsb.
Untuk penulisan tanda baca akan lebih jelas lagi dengan mengacu pada pedoman penulisan EYD dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia No.46 tahun 2009. Dalam penulisan setelah tanda titik, tanda koma di dahului spasi.
Tanda pisah tanpa didahului dan diakhiri oleh spasi. Dipakai dalam pembatasan kata atau kalimat, dalam mengapit kata atau kalimat penjelas, dan dipakai diantara dua bilangan. Contohnya: a. Kesuksesan itu-saya yakin-bisa tercapai dengan kerja keras dan pantang menyerah. b. Gerakan Pengutamaan Bahasa Indonesia-amanat Sumpah Pemuda-harus terus ditingkatkan. c. Acara ini akan dilaksanakan pada pukul 08.00-09.30.
4. Kata baku, sebaiknya melihat KKBI V dengan menginstalnya dari playstore.
5. Penggunaan kata yang tidak efektif.
Sering sekali terjadi, terkadang masih melakukan kesalahan tsb. Hal ini akan mempengaruhi tulisan kita. Menjadi kurang enak di baca.Contoh : Dia mau akan datang pada sore ini. Seharusnya cukup pilih salah satu saja mau atau akan. Selain itu penggunaan kata yang, dan terlalu banyak.Yang, dan di awal kalimat (jangan digunakan lagi ya!)
6. Penggunaan istilah asing yang sering keliru
7. Penggunaan kata depan di yang sering keliru dipisah atau disambung
Penulisan di digabung/dirangkai kalau:
1. Kata di- menunjukkan fungsi sebagai imbuhan.
2. Kata di- diikuti dengan pembentuk kata kerja pasif. Artinya, penulisan di jenis ini dinilai tepat jika kata kerja pasif bisa diubah menjadi kata kerja aktif (dengan imbuhan me-).
Contoh : ditinggalkan (bisa diubah jadi meninggalkan), ditulis (bisa diubah jadi menulis), diingat (bisa diubah jadi mengingat).
Penulisan di dipisah kalau:
1. Kata di menunjukkan fungsi sebagai kata depan. Namanya juga kata depan, berarti ia harus dipisah dari kata belakang.
2. Kata di diikuti dengan kata lain selain kata-kata pembentuk kata kerja pasif. Kata di jenis ini bisa diikuti dengan nama tempat, waktu, nama orang, penunjuk lokasi, dan lain sebagainya, serta tidak bisa diubah menjadi kata kerja aktif.
Berikutnya dalam penulisan untuk hasil yang lebih baik dan terarah dibuatkan lebih dahulu kerangka berpikir atau peta konsep. Kalau dalam penulisan buku, peta konsep ini seperti alur berpikir bab demi bab.
Akhir kalimat saya bisa katakan asah pena kita sesering mungkin. Semakin terasah akan semakin terampil menuangkan keindahan imajinasi dalam rangkaian huruf. Pesona kalimatnya mampu membuat pembaca berada pada dunia yang berbeda, dunia aksara bermakna.
Bekasi, 06 Januari 2020
mantaap terus berlanjut
BalasHapusTerima kasih suportnya pak
Hapuscakeeep tulisannya..semangaat bu
BalasHapusTerima kasih pak asikin..sama2 semangaat..
Hapusmantap ini mah, semangat literasi semangat menginspirasi
BalasHapusWah lengkap sekali Bu Rince Resume nya.. Kereennnn...
BalasHapusKeren bu Rince sudah membuat resume dengan gaya bahasa sendiri keep spirit and writing ya
BalasHapusTerima kasih suportnya, ibu narasumber yg super keren.. senangnya ibu bs mampir..
HapusLanjutkan bu.. Keren
BalasHapusAlhamdulillah sudah pada pandai hebat dah seperti penulis beneran kreeen Bu resumenya
BalasHapusMantul Bu.....cakep.....salam kenal sy Etin Cianjur...main ya ke sebelah
BalasHapushttps://suryanietin.blogspot.com/2021/01/7-trik-jitu-menulis-untuk-pemula.html