Diary Februari 2021, hari ke 7 Ngopi Starbak Kenali AN-AKM

  



Diary Februari 2021, hari ke 6 

NGOPI STARBAK KENALI AN-AKM

Ditulis: Rince Wiki Utami

NPA: 10080200549

 

Minggu pagi waktunya me time, sederhana saja sih.. sekedar jalan-jalan pagi olah raga ringan. Keliling perkampungan sekitar perumahan, lihat hijau pepohon.

Banyak pohon yang sedang berbuah, ada jambu air, jambu biji bangkok, rambutan dengan buah yang rimbun dan lebat sebagian menguning sebagian lagi sudah merah merona mengundang air liur yang melihat.

Saat arah pulang sekalian belanja untuk keperluan hari ini, sayur asem, ikan asih, labu kecil, timun, sambalan. dan tahu tempe.

Kebetulan tetangga ada yang sedang panen ikan lele dalam ember. Istilahnya budidaya ikan lele damber produk ketahanan pangan dilingkungan perumahan kami.

Sejak pandemi banyak usaha masyarakat yang berkhasiat ganda. Bisa di jual bisa juga buat konsumsi pribadi, lumayan, kan.. Eeem.. sudah kebayang nikmatnya makan siang hari ini.

“Bunda mampir..!” terdengar suara wanita membuyarkan pikiranku.

Ku tengok asal suara di belakangku.. Oh ternyata bunda Arina orang tua murid kelas 6 di sekolahku, sedang bersama dua orang ibu yang aku tidak mengenalnya. Akupun berjalan menghampiri mereka.

“Assalaamua’laikum bunda-bunda, sedang apa nih.. ngga boleh berkerumun loh bun..” sapaku

“Eh ternyata habis belanja juga ya.. “ kala kulihat mereka juga menenteng tas kresek berisi sayuran.

“Sambil olah raga.. bun.. sekalian belanja..” jawab bundanya Arina.

“Ibu-ibu mantap.. setiap hari nih, olah raga kepasar jalan kaki.. sehat terus ya..” seraya kuacungkan jempolku.

“Bunda minta waktu sebentar ada yang mau ditanyakan, ini terkait anak-anak kelas 6, kelasnya Arina. sini bun...duduk di bawah pohon..” ajak bunda Arina menuju suatu tempat di bawah pohon. “Ibu-ibu sini sekalian dengerin sama-sama.” serunya kepada ibu-ibu yang bersamanya tadi.

“Oya.. kebetulan semalam saya baru saja ikut nongkrong di Ngopi Starbak” mencoba menebak arah pembicaraan kami.

“Wuiih bunda.. kereen.. mainnya di Starbuck..” timpal bunda Arina. Aku pun tersenyum.

Aku berjalan mencari tempat yang nyaman, kebetulan ada kayu bekas pohon tumbang bisa kupakai duduk.

“Ini bunda.. Arina kan, sekarang sudah kelas 6 apakah nanti tetap ada UN, saya dengernya sudah tidak ada, terus untuk masuk ke SMP bagaimana? Tanya bunda Arina.

“Iya bunda, kata ayahnya Bima penggantinya Asesmen Nasional benar ngga bunda.. itu soal-soalnya bagaimana bun.. kan, selama ini belajarnya anak-anak di rumah apa bisa kerjakan soalnya? Kalau ngga lulus bagaimana?” pertanyaan beruntun dari salah seorang ibu yang menyebut nama anaknya Bima.

“Oke baik bunda kita bahas satu-satu ya.. saya sudah menduga sebelumnya, kebetulan semalam saya baru ikut nongkrong di Ngopi S-t-a-r-b-a-k, yaitu Ngobrol Pake Internet Smart Berkarakter dan Barokah bukan s-t-a-r-b-u-c-k ya.. acara webinar bersama Bapak Bagus Hary Prakoso. Materinya tentang AN-AKM. Kebetulan sekali ya..” jawabku dengan senyuman.

“Apa itu AN-AKM bunda? Apa hubungannya dengan anak-anak kami yang kelas 6? Tanya ibu satu lagi yang ternyata memiliki anak usia kelas 6 sekolah dasar. ”Saya coba jelaskan ya bunda..” ucapku untuk menenangkan ibu-ibu yang masih membawa tentengan belanjaan sayur.

AN, Asesmen Nasional dan AKM, Asesmen Kompetensi Minimum. AN tidak sama dengan UN (Ujian Nasional) sebab AN hanya menguji 30 siswa jenjang kelas 5 di tahun ajaran baru nanti, jadi anak-anak kelas 4 sekarang yang naik ke kelas 5 nanti.

Nama 30 anak tersebut keluar secara sistem jadi tidak bisa disiapkan terlebih dulu siapa yang akan ikut AN.

Kalau menurut kemdikbud AN merupakan pemetaan mutu pendidikan pada seluruh sekolah, madrasah, dan program keseteraan jenjang sekolah dasar dan menengah.

Perubahan mendasar pada Asesmen Nasional adalah tidak lagi mengevaluasi capaian murid secara individu, tetapi mengevaluasi dan memetakan sistem pendidikan di satuan pendidikan berupa input, proses, dan hasil.

Asesmen Nasional dirancang tidak hanya sebagai pengganti ujian nasional dan ujian sekolah berstandar nasional, namun sebagai penanda perubahan paradigma tentang evaluasi pendidikan.

AKM juga merupakan langkah dari memerdekakan siswa dengan bebasnya peserta didik dari diskriminasi sistemik yang berdampak pada pembelajaran atau pemerolehan materi.

Asesmen Nasional terdiri dari tiga bagian, yakni:

  1. Asesmen Kompetensi Minimum 

Mengukur literasi membaca dan numerasi sebagai hasil belajar kognitif. Karena itu harus dibiasakan membaca dan memahami bacaan. Menguji kemampuan berpikir juga mengasah nalar dari teks bacaan dan hitung-hitungan.

  1. Survei Karakter 

Mengukur sikap, kebiasaan, nilai-nilai (values) sebagai hasil belajar nonkognitif. Karena itu menjadi penting membentuk karakter dalam pola pembelajaran secara menyeluruh. Baik siswa, guru maupun warga sekolah lainnya.

  1. Survei Lingkungan Belajar 

Mengukur kualitas pembelajaran dan iklim sekolah yang menunjang pembelajaran.

Paradigma reformasi pembelajaran untuk mempersiapkan AN-AKM, yaitu:

  1. Budaya membaca, budaya menulis, yang bisa menulis sudah pasti banyak membaca tapi yang bisa membaca belum tentu bisa menulis tepi semua dimulai dari suka membaca dan menjadikan membaca sebuah kebiasaan/budaya.
  2. Literasi membaca akan menumbuhkan kemampuan pemahaman membaca situasi/kreatif, kemampuan nalar/numerasi, berpikir kritis dan kemampuan bercakap atau berbicara.
  3. Pemahaman akan konsep yang menunjang terbitnya AN-AKM setidaknya ada 3 yaitu pertama, hari ini memasuki era Education 4.0. Kedua, ketrampilan abad 21 (4C, Critical Thinker/berpikir kritis, Communicator/komunikasi, Collaborator/kolaborasi, Creator/kreatif) dan yang ketiga, konsep Merdeka belajar yang dicanangkan pemerintah terkait hal ini timbul istilah “pengganti” UN, hasil PISA, School climate, student character, harapan MBS (prestasi akademik dan school culture), dll
  4. Membuat persiapan pembelajaran yang berorientasi kepada perubahan karakter siswa secara holistic, metode pembelajaran menggunakan saintifik, PBL, dll penilaian menyeluruh dengan pendekatan HOTS (Higher Order of Thinking Skiil) dimana didalamnya terdapat kemampuan berpikir tingkat tinggi yaitu berpikir kritis, logis, reflektif, metakognitif dan berpikir kreatif.

Penjelasan poin 1 dan 2 berarti diperlukan contoh dan teladan dari kepala sekolah, guru-guru dan orang dewasa dimana kebiasaan membaca harus dimulai dari diri sendiri, lingkungan rumah, sekolah, masyarakat dan dimanapun kita berada, membaca buku menjadi kebiasaan baru seluruh lapisan masyarakat dari anak-anak hingga orang dewasa.

Berbicara tentang kebiasaan membaca, negara Jepang seluruh rakyatnya  dengan kesadaran diri menjadikan membaca bagian dari pembiasaan mereka dimana pun berada. Akhirnya Jepang menjadi negara dengan perkembangan kemajuan teknologi yang cepat.

Padahal sumber daya manusianya lebih banyak dari negara Finlandia atau Singapore yang jumlah penduduknya sedikit. Tentu mengolah manusia yang banyak tidak semudah yang sedikit. Tapi karena kebiasaan membaca yang merata di Jepang membuat negara ini diperhitungkan kemajuan teknologinya.

Penjelasan point ke 3 dan 4 dengan reformasi pembelajaran tingkat tinggi tersebut yang merupakan perubahan proses pembelajaran mendukung ketercapaian AN-AKM maka diharapkan peringkat Indonesia akan naik pada penilaian PISA di tahun mendatang. Juga diharapkan transformasi pendidikan secara menyeluruh bisa tercapai.

“Bagaimana ibu-ibu sudah jelas ya.. kalau UN ditiadakan dan tidak ada pengganti tes UN. AN-AKM dilakukan dengan mengambil sample siswa secara sistem di pusat yang hasilnya menjadi koreksi dan perbaikan dari pola pembelajaran di satuan pendidikan atau sekolah tersebut.”

Penilaian dari ujian yang dilaksanakan oleh sekolah terdiri atas portofolio berupa evaluasi atas nilai rapor, nilai sikap/perilaku dan prestasi yang diperoleh sebelumnya (penghargaan, hasil perlombaan, dll), penugasan, tes secara luring/daring atau bentuk penilaian lain yang ditetapkan oleh sekolah itu sendiri.

In syaa Allah anak-anak ibu akan masuk ke SMP yang dituju dengan mengikuti mekanisme PPDB yang akan disosialisasikan pada saatnya nanti.

“Jadi tidak ada yang perlu dikhawatirkan lagi ya..” kataku mengakhiri penjelasan yang cukup panjang.

“Berarti kami tidak perlu ikutin les ya bunda, lalu apa yang harus kami lakukan bunda?” tanya bundanya Arina.

“Membaca, membaca, berikan contoh dengan membaca, biasakan membaca dengan pemahaman dan menulis sehingga anak-anak ikut mencontoh.” Sahutku.. 

Disambut secara bersamaan oleh ketiga ibu tersebut seperti koor, ”Ohhh...”

  

"Membaca akan merubah paradigma berpikir dan bersikap. Membaca kitab suci mahkota dunia akhirat akan didapat"-Bunda Rince W Utami

 

Bekasi, Minggu 7 Februari 2021

Salam literasi, semangat menulis dan menginspirasi

 


Komentar

  1. Kereeen binggit .. Mupeng .. Ajarin aku dong kakak cara design blognya

    BalasHapus
    Balasan
    1. Tks madame Heddy... blognya sederhana kok madame bawaan template aslinya

      Hapus
  2. Mantap Bu....jadi lebih paham akm. ... Salam dari Hariyanto

    BalasHapus
  3. Masih tetap dengan tulisan Ringan namun berbobot.
    Terimakasih Bu.
    Izin share tulisan Ibu ke teman teman guru di sekolah saya.
    Sehat selalu Bu RW

    BalasHapus
  4. Terima kasih banyak atas informasinya dengan tulisan yang sangat komplit tentang AN AKM🙏

    BalasHapus
  5. Wah kupasan di Ngopi Starbak mantap. Mau juga ngopi.

    BalasHapus
  6. Mantap Bunnnn, informatif syekaliiiii. Saya jadi langganan baca terus blognya bunda tami 😆😆

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terima kasih ibu Mursyid.. atas suportnya sll membaca blog ini..

      Hapus
  7. Informatif. Menambah pengetahuan banget. Terima kasih untuk ilmunya, Bu.

    BalasHapus
  8. Terima kasih bunda sudah berbagi informasi

    BalasHapus
  9. Mantap bunda,hampir sama dengan tulisan saya hari,namun lebih sederhana,tulisan bunda lengkap.

    BalasHapus
  10. Komplit starbuck an AKM..mencerahkan..mengasyikkan..luar biasa.

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

AKU, KAMU dan DIA

TERIMA, SADARI, PERBAIKI

GEROBAK CERDAS BEKEN, lomba blog www.aisei.id