PANDEMI TETAP PRESTASI
DIARY FEBRUARI 2021, HARI KE 5
PANDEMI TETAP PRESTASI
Ditulis: Rince Wiki Utami
Sejak bulan Maret 2020 dunia pendidikan mendapatkan berkah ujian bersama, pandemi covid 19 merajalela. Telah berhasil menjadikan kami semua berada di rumah dan melaksanakan pembelajaran dari rumah. Berkah setidaknya bisa berkumpul bersama keluarga, dan bertambah kemampuan digital guru dalam PJJ. Ujian karena maut terus mengintai kami.
Suatu hal yang belum pernah dialami sebelumnya apalagi tidak jelas pandemi ini kapan berakhir. Sehingga kami para guru tidak berdiam diri harus segera beradaptasi terhadap kondisi yang ada. Agar tetap memberikan pemenuhan hak belajar anak dan pelayanan pembelajaran sebaik-baiknya.
Saat itu semua guru terfokus untuk memulai pembelajaran yang bermakna dengan pola daring dan luring hingga tahun ajaran berakhir di bulan juni 2020.
Masuk tahun ajaran baru 2021 dengan semangat baru masih di tengah pandemi sekolah kami bercita-cita tetap berprestasi, literasi digital para guru dengan aplikasi langsung membuat para guru semakin mantap menunjang pembelajaran jarak jauh yang sebelumnya tidak pernah dibayangkan.
Istilah sinkronus dan asinkronus dalam persiapan dan membuat video sebagai media dukung pembelajaran harian mulai terbiasa dilaksanakan. Demikian pula alur pembelajaran mulai terpolakan.
Program sekolah pun mulai berjalan, semua disesuaikan dengan kondisi pandemi. Tentunya lebih diutamakan kesehatan, pendidikan yang esensial, kemandirian, dan pembelajaran bermakna dengan penyederhanaan kurikulum 2013 yang dipadu kurikulum sekolah.
Kilas balik
Sebagai kepala sekolah, saya mengelola sekolah sejak tahun kedua berdiri yaitu 2013. Dengan menggunakan strategi “RAMPES” untuk mewujudkan visi sekolah ”SUMBER INSPIRASI” yaitu Sehat, Unggul, Mandiri, Berkarakter, Inovasi, berprestasi dalam Literasi.
Pengembangan tata kelola sekolah, SDM dan kurikulum terus diupayakan. Hingga sekolah terpenuhi Standar Nasional Pendidikan (SNP) dengan memperoleh akreditasi untuk pertama kali dengan nilai unggul “A” pada tahun 2018 yang lalu.
Program literasi sekolah mulai dilaksanakan pada tahun 2017 dengan membuat pojok baca, baca lima belas menit, pohon geulis, kartu baca, jurnal harian, berbagai teknik review, baca sagu sabu (satu minggu satu buku), baca kitab, baca simak, baca nyaring, bercerita/storytelling, read dan maraton membaca buku secara senyap dalam waktu 42 menit (redaton) dan reading record.
Beberapa aneka lomba terkait literasi seperti membuat dan membaca puisi, membuat pantun, pupuh sunda dan lain-lain di dalam sekolah kerap dilaksanakan sebagai sarana aktualisasi dan motivasi siswa.
Program ini bertujuan untuk pengembangan lebih lanjut terhadap potensi literasi yang dimiliki para siswa, guru, kepala sekolah maupun civitas sekolah lainnya. Tidak menutup kemungkinan orang tua bisa ikut andil membuat karya penulisan.
Pada awalnya adalah keinginan sekolah untuk memiliki buku-buku hasil karya anak sendiri. Hasil review siswa berupa fishbone ishikawa atau lainnya ingin dibuatkan menjadi buku bersama. Para guru juga diharapkan ikut berpartisipasi aktif membuat tulisan yang dibukukan menjadi antologi para guru, targetnya olah buku one book one man (obo oma).
Sehingga literasi sekolah membuka dirinya untuk masyarakat luas bila buku-buku yang ada dapat dinikmati oleh banyak orang.
Sejak diresmikan “Gerobak Cerdas” oleh dinas Pendidikan melalui pengawas sekolah hal tersebut menjadi simbol hadirnya literasi sekolah berupa gerobak yang didesain sedemikian rupa didalamnya terdapat buku-buku karya siswa yang dibuat masih sangat sederhana yaitu dengan menjilidnya secara manual.
Menjadi favorit saat jam istirahat apalagi “gerobak cerdas” kami tempatkan di halaman sekolah sehingga dekat dengan siswa , mereka saling bercerita, tukar karya dan membacanya bergantian.
Tahun 2020 yang lalu beberapa hasil tulisan anak-anak berupa buku yang sudah diterbitkan dan mengisi toko buku Gramedia dengan judul buku “Putri Hanifah Penyelamat Lingkungan” ditulis oleh Ananda Thahira kelas 3.
“Si Kum Kum” ditulis Ananda Arkan Andalusia kelas 6, tentu orang tua, guru, sekolah sangat bangga, serta menjadi motivasi bagi teman-temannya untuk terus berkarya.
Itu adalah kegiatan literasi sebelum pandemi, Saya pun berpikir bagaimana menghidupkan kembali literasi ditengah pandemi agar potensi literasi anak-anak muncul kembali.
Prestasi di Tengah Pandemi
Secara mandiri saat pandemi, program literasi di rumah juga sudah mulai berjalan bahkan ada siswa yang mengikuti kelas menulis online lewat whatshaap dan berhasil membuahkan karya.
Tetapi ini hanya dilakukan oleh beberapa siswa dan kelas menulis tersebut bukan sekolah yang selenggarakan melainkan inisiatif orang tua pribadi untuk mengikuti program menulis di komunitas sehingga hasilnya tidak banyak diikuti oleh siswa.
Karena itulah kami mengupayakan kegiatan untuk seluruh sekolah secara merata agar buku yang dihasilkan lebih banyak lagi.
Untuk memacu giat literasi dibutuhkan kolaborasi dengan berbagai staikholder baik dari guru, orang tua siswa maupun pihak-pihak yang peduli dengan literasi siswa. Sekolah mengadakan kerja sama dengan pihak ketiga secara gratis untuk menyelenggarakan webinar dengan judul “Literasiku Di Tengah Pandemi Jadi Prestasiku”.
Prestasi berasal dari Bahasa Belanda yang artinya hasil dari usaha yang telah dilakukan. Secara sederhana segala hasil karya disegala bidang termasuk karakter baik, yang dibuat siswa adalah prestasi. Buku-buku yang dihasilkan adalah prestasi mereka. Karakter baik adalah prestasi.
Dengan dukungan komite sekolah, orang tua, dinas pendidikan dan tentu siswa sendiri program ini dapat terselenggara pada 25 oktober 2020 yang lalu, tindak lanjut program ini adalah bimbingan menulis untuk seluruh siswa yang berminat secara gratis hingga menjadi karya buku antologi anak.
Selain melaksanakan giat webinar serta kelas menulis bareng (nubar) online agar tetap berjalan program gerobak cerdas, sekolah juga mengikuti “Tantangan Gareulis Jabar”. Maka dibentuklah duta literasi sekolah.
Duta literasi sekolah terdiri dari tiga kategori yaitu kategori perseorangan yang diwakili oleh kepala sekolah.
Kategori GLS (Gerakan literasi sekolah) yang terdiri dari dua guru, satu wakil komite, satu wakil orang tua dan lima siswa kelas 3, kelas 4 dan kelas 5 serta kategori GLK (Gerakan Literasi Keluarga) diwakili keluarga ananda Thahira kelas 4.
Seluruh duta literasi masing-masing diharuskan menyelesaikan tantangan untuk diselesaikan selama satu tahun kedepan sesuai jadwal yang sudah ditetapkan panitia.
Tantangan tersebut berupa karya puisi 4 buah sesuai tema, pantun 4 buah sesuai tema, cerpen, mendongeng, carpon, membuat review setiap bulan satu buku bebas, membuat diorama literasi, membuat buku antologi, buku bersama, membuat program literasiku, membuat video literasiku, video mendongeng, membuat best praktis bagi guru juga kepala sekolah dan masih banyak lainnya.
Tentu menaklukkan tantangan literasi dalam “Gareulis Jabar” bukan perkara mudah dengan berjuang bersama, saling menguatkan terhadap kendala-kendala yang dihadapi mengingat jangka waktu yang panjang dalam prosesnya mungkin saja adanya penurunan semangat, kurangnya ide, kelelahan, dan lainnya.
Dukungan moril maupun materil dari segenap warga sekolah melalui diskusi, sharing, masukan yang membangun sangat diperlukan.
Sehingga kendala-kendala yang timbul dapat dicari solusi dan giat literasi sekolah tetap dapat berjalan menghasilkan karya-karya yang dapat dibanggakan.
Tidak hanya itu, tulisan dalam blog juga diikutsertakan dalam lomba menulis tingkat nasional yang diselenggarakan oleh AISEI. AISEI adalah Assosiciation International Minded School Educators Indonesia atau Perkumpulan Pendidik Sekolah Internasional Indonesia. Tentu banyak pengalaman yang diperoleh.
Sekilas tentang AISEI yang dilahirkan pada 19 Januari 2019. Misinya memperbaiki sistem pendidikan di Indonesia mulai dari akar permasalahannya, memperkenalkan sistem pemdidikan asing, meningkatkan profesionalisme serta mengembangkan kompetensi pendidik. Komunitas yang terus berkembang dan memastikan semua anggotanya dapat menjadi pembelajar seumur hidup yang selalu ingin berbagi. Mereka diharapkan selalu menginspirasi dan mau menulis untuk meninggalkan warisan ilmunya. Wah, luar biasa mulia misi dan keinginan dari organisasi AISEI ini. Sejak mengikuti lomba blog saya pun resmi menjadi anggota komunitas didalamnya.
Alhamdulillah, dalam lomba tersebut berhasil mendapatkan juara ke 3 yang diumumkan bulan Januari 2021. Semoga menjadi cambuk dan dapat melecut literasi siswa, para guru, orang tua dan seluruh warga sekolah serta masyarakat pada umumnya untuk terus gulirkan prestasi di tengah pandemi.
“Teruslah berkarya, tidak harus menang lomba. Karakter baik dan hasilkan karya itulah prestasi. Investasikan karya karena Allah kelak menjadi cahaya amalmu.”-Bunda Rince W Utami.
Bekasi, Jum’at 5 Januari 2021
Salam Literasi, semangat menulis dan menginspirasi.
*foto dokumen pribadi
Aaamiin, teruslah berkarya untuk Indonesia
BalasHapusTerima kasih omjay, in syaa allah
Hapusmantaaap terus berkarya
BalasHapusHatur nuhun pak haji, in syaa allah
HapusKeren pisan saya suka actionnya di saat Pandemi
BalasHapusBu Kanjeng..matur suwun nggih... semangat itu menular dari ibu..
Hapuskeren banget gerakannya...
BalasHapusTks pak Supadillah..
HapusAlhamdulillah, mendapat banyak ilmu yabg bermanfaat. semoga semakin sukses Bu
BalasHapusAamiin..
Hapuswow, mantap bu hajah. sangat inspiratif
BalasHapusSemangat berkarya, semangat menginspirasi
In syaa allah..
HapusMantap dan semakin keren. Semoga tetap menginspirasi.. Lanjtukan!
BalasHapusAamiin.. in syaa allah..
Hapus"Teruslah berkarya, tidak harus menang lomba"
BalasHapussaya suka kalimat yang ini...
Terimakasih
Iya pak Indra... saling memberi semangaat..
Hapus