DESKRiPSI LITERASI SEKOLAHKU

Best Practice Dalam Perspektif Tinjauan Kegiatan 

(sebelum, sedang berlangsung dan yang akan datang)


A. Deskrepsi kegiatan atau karya yang telah dilakukan dan dampaknya untuk diri sendiri, siswa, sekolah dan masyarakat.

Saya berusia 49 tahun, tinggal di Jatiasih Kota Bekasi, dalam dunia pendidikan saya lama berkecimpung di taman kanak-kanak dan baru mulai menapaki jenjang Sekolah Dasar sejak delapan tahun lalu. 

Pada tahun 2019 saya mengikuti lomba GTK untuk Kepala Sekolah Prestasi dan Berdedikasi yang diadakan oleh dinas pendidikan kota Bekasi, mulai dari tingkat kecamatan, kota hingga tingkat propinsi, sungguh suatu pengalaman yang luar biasa. 

Saya adalah individu yang kreatif, bisa disebut berani mencoba hal baru, dinamis, terbiasa bersosialisasi dan bekerjasama dengan orang baru, hal yang menarik pada diri saya adalah sangat dikenal sebagai seorang ramah, murah senyum namun tegas dan pendengar yang baik untuk setiap orang yang ada disekeliling saya. 

Saya sangat menyukai berbagai solusi dari berbagai permasalahan yang ada serta bersikap terbuka tentang semua kemungkinan solusi yang terbaik. 

Saya senang membaca juga belajar hal-hal baru atau yang ingin saya ketahui secara mendalam, baik secara otodidak maupun ikut dalam pelatihan-pelatihan, saya berusaha bekerja keras untuk terus maju mewujudkan cita-cita meskipun halangan tidak sedikit. 

Dan literasi secara luas merupakan hal baru buat saya meskipun saya pernah membuat PTK sebanyak satu buku, PTS dua buku dan Best practice 2 buku namun buat saya tetap menjadi semangat untuk terus mempelajari dan mengembangkan gerakan literasi di sekolah.

Sebagai kepala sekolah di sekolah dasar swasta dimana sekolah kami dekat perbatasan dengan bogor masuk wilayah kelurahan Jatisari kecamatan Jatiasih kota Bekasi. Sekolah Dasar Islam Terpadu Darul Maza berdiri sejak tahun 2012. 

Dengan luas tanah sekitar empat ribu lima ratus meter persegi dikelola secara mandiri bertahap tiga ruang kelas setiap tahun sehingga kami menerima pendaftaran murid baru, tiga rombel setiap tahunnya. 

Mengelola sekolah sejak tahun kedua berdiri yaitu 2013 menggunakan strategi dan visi sekolah yaitu,”RAMPES SUMBER INSPIRASI”, saya terus berbenah hingga sekolah terpenuhi Standar Nasional Pendidikan dengan memperoleh akreditasi A pada tahun 2018 yang lalu.

Program literasi sekolah mulai dilaksanakan pada tahun 2017 dengan membuat pojok baca, baca lima belas menit, pohon geulis, kartu baca, jurnal harian, berbagai teknik review, sagu sabu (satu minggu satu buku),baca kitab, baca simak, baca nyaring, baca senyap, storytelling, read dan maraton membaca buku secara senyap dalam waktu 42 menit (redaton) dan reading record. 

Beberapa aneka lomba terkait literasi seperti membuat dan membaca puisi, membuat pantun, pupuh sunda dan lain-lain di dalam sekolah kerap dilaksanakan sebagai sarana aktualisasi dan motivasi siswa.

Program “RAMPES wujudkan Gerobak Cerdas dalam GLiterS” mulai saya gulirkan sejak tahun 2019 dalam acara bulan Bahasa sekaligus memperingati hari pahlawan. Melalui strategi RAMPES yang merupakan akronim dari kata Rencana, Aksi, Monitoring, Publikasi, Evaluasi, dan Swot analisis menjadi pendekatan untuk mewujudkan Gerakan Olah Buku Anak Ceria dan berprestasi (Gerobak Cerdas) dalam Gerakan Literasi Sekolah (GLiterS). 

Program ini bertujuan untuk pengembangan lebih lanjut terhadap potensi literasi yang dimiliki para siswa, guru, kepala sekolah maupun civitas sekolah lainnya juga tidak menutup kemungkinan orang tua bisa ikut andil membuat karya penulisan.

Pada awalnya adalah keinginan sekolah untuk memiliki buku-buku hasil karya anak sendiri. Hasil review siswa berupa fishbone ishikawa atau lainnya ingin dibuatkan menjadi buku bersama. Para guru juga diharapkan ikut berpartisipasi aktif membuat tulisan yang dibukukan menjadi antologi para guru, targetnya olah buku one book one man ( obu obo oma)

Demikian juga dengan kepala sekolah turut andil dalam pembuatan buku baik buku modul maupun buku lainnya, sehingga literasi sekolah membuka dirinya untuk masyarakat luas bila buku-buku yang ada dapat dinikmati oleh banyak orang.

Sejak diresmikan “Gerobak Cerdas” oleh dinas Pendidikan melalui pengawas sekolah hal tersebut menjadi simbol hadirnya literasi sekolah berupa gerobak yang didesain sedemikian rupa didalamnya terdapat buku-buku karya siswa yang dibuat masih sangat sederhana yaitu dengan menjilidnya secara manual. 

Menjadi favorit saat jam istirahat apalagi “gerobak cerdas” kami tempatkan di halaman sekolah sehingga dekat dengan siswa , mereka saling bercerita, tukar karya dan membacanya bergantian.

Dalam puncak tema sekolah akhir februari 2020 sebagai sarana “publikasi”, open house sekolah yang diisi kemeriahan siswa dalam berbagai kegiatan di atas panggung termasuk beberapa stand yang dijaga oleh siswa sendiri dan di dalamnya terdapat pameran hasil karya literasi siswa, ada juga bazar yang dikoordinasikan oleh komite, dan lain-lain.  

Kegiatan tersebut dihadiri seluruh warga sekolah, orang tua, tokoh masyarakat, warga masyarakat sekitar, calon peserta didik baru yang sudah mendaftar sekolah serta tentunya dinas Pendidikan yang dalam hal ini diwakili pegawas sekolah binaan.

Setiap tahun puncak tema sekolah yang kami laksanakan sangat dinantikan oleh seluruh warga sekolah sebab merupakan kebanggaan serta kebahagiaan bagi anak, orang tua maupun guru bila hasil karya anak dapat dipamerkan dan mendapat apresiasi dari sekolah. 

Untuk tahun 2020 ada hasil tulisan berupa buku yang sudah diterbitkan dan mengisi toko buku Gramedia dengan judul buku “Putri Hanifah Penyelamat Lingkungan” ditulis oleh Ananda Thahira kelas 3. 
 
“Si Kum Kum” ditulis Ananda Arkan Andalusia kelas 6, tentu orang tua, guru, sekolah sangat bangga, serta menjadi motivasi bagi teman- temannya untuk terus berkarya.

B. Kegiatan yang sedang berlangsung dan kendalanya

Setelah kegiatan puncak tema akhir Februari 2020 yang lalu, dan mulai bulan Maret 2020 dunia pendidikan mendapatkan berkah ujian bersama, pandemic covid 19 telah berhasil menjadikan kami semua berada di rumah dan melaksanakan pembelajaran dari rumah. 

Suatu hal yang belum pernah dialami sebelumnya apalagi tidak jelas pandemi ini kapan berakhirnya sehingga kami para guru harus bersegera beradaptasi terhadap kondisi yang ada untuk tetap memberikan pelayanan pembelajaran sebaik-baiknya.

Pemenuhan hak belajar anak meskipun hal ini dirasakan kesulitan yang luar biasa contoh sederhana anak belajar dengan guru yang tidak berada dihadapannya, tidak bisa disentuh, mengajarkan anak belajar membaca, menulis dan lainnya dari jarak jauh bukan hal yang mudah. Saat itu semua guru terfokus untuk memulai pembelajaran yang bermakna dengan pola daring dan luring hingga tahun ajaran berakhir di bulan juni 2020.

Masuk tahun ajaran baru dengan semangat baru masih di tengah pandemi sekolah kami bercita-cita tetap berprestasi, literasi digital para guru dengan aplikasi langsung membuat para guru semakin mantap menunjang pembelajaran jarak jauh yang sebelumnya tidak pernah dibayangkan. 

Istilah sinkronus dan asinkronus dalam persiapan dan membuat media dukung pembelajaran harian mulai terbiasa dilaksanakan, alur pembelajaran mulai terpolakan dan program sekolah pun mulai berjalan namun semua disesuaikan dengan kondisi pandemic yang lebih utamakan kesehatan, pendidikan yang esensial, kemandirian, pembelajaran bermakna dengan penyederhanaan kurikulum 2013 dipadu kurikulum sekolah.

Setelah dua bulan berjalan pembelajaran secara umum seringkali target tidak tercapai, hasil yang tidak sesuai harapan, jaringan internet yang sering masalah, sekalipun quota sudah mendapatkan subsidi. 

Daya dukung orang tua tidak seragam, motivasi belajar naik turun, cepat bosan dalam belajar, lebih senang bermain game ataupun berselancar pada situs yang disukainya serta kejadian lain yang membuat guru serta sekolah mencoba berbagai cara agar kegiatan dan pembelajaran tetap dapat berlangsung. 

Termasuk yang terkait dengan literasi siswa, secara mandiri literasi di rumah juga sudah mulai berjalan bahkan ada siswa yang mengikuti kelas menulis online lewat whatshaap dan berhasil membuahkan karya tapi ini hanya dilakukan oleh beberapa anak dan kelas menulis tersebut bukan sekolah yang selenggarakan sehingga hasilnya tidak banyak diikuti oleh siswa.

Melaksanakan program literasi dimasa pandemic banyak sekali kendala yang dihadapi seperti yang sudah disebutkan diatas namun begitu sekolah berupaya untuk tetap melaksanakan kegiatan literasi. 

Untuk memacu giat literasi dibutuhkan kolaborasi dengan berbagai staikholder baik dari guru, orang tua siswa maupun pihak-pihak yang peduli dengan literasi siswa. Sekolah mengadakan kerja sama dengan pihak ketiga secara gratis untuk menyelenggarakan webinar dengan judul “Literasiku Di Tengah Pandemi Jadi Prestasiku”. 

Dengan dukungan komite sekolah, orang tua, dinas pendidikan dan tentu siswa sendiri program ini dapat terselenggara pada 25 oktober 2020 yang lalu, tindak lanjut program ini adalah bimbingan menulis untuk seluruh siswa yang berminat secara gratis hingga menjadi karya buku antologi anak.

Selain melaksanakan giat webinar serta kelas menulis online untuk tetap berjalan program gerobak cerdas, sekolah juga mengikuti “Tantangan Gareulis Jabar” yang harus melaksanakan 10 tantangan literasi selama 1 tahun ke depan hingga Desember 2021. 

Dengan mengirimkan duta literasi sekolah terdiri dari tiga kategori yaitu kategori perseorangan yang diwakili oleh kepala sekolah, kategori GLS (Gerakan literasi sekolah) yang terdiri dari dua guru, satu wakil komite, satu wakil orang tua dan lima siswa kelas 3, kelas 4 dan kelas 5 serta kategori GLK (Gerakan Literasi Keluarga) diwakili keluarga ananda Thahira kelas 4.

Seluruh duta literasi masing-masing diharuskan menyelesaikan tantangan untuk diselesaikan selama satu tahun kedepan sesuai jadwal yang sudah ditetapkan panitia, berupa karya puisi 4 buah sesuai tema, pantun 4 buah sesuai tema, cerpen, mendongeng, carpon, membuat review setiap bulan satu buku bebas, membuat diorama literasi, membuat buku antologi, buku bersama, membuat program literasiku, membuat video literasiku, video mendongeng, membuat best praktis bagi guru juga kepala sekolah dan masih banyak lainnya.

Tentu menaklukkan tantangan literasi dalam “Gareulis Jabar” bukan perkara mudah dengan berjuang bersama, saling menguatkan terhadap kendala-kendala yang dihadapi mengingat jangka waktu yang panjang dalam prosesnya mungkin saja adanya penurunan semangat, kurangnya ide, kelelahan, dan lainnya. 

Semoga semua dapat diatasi dan tetap bersemangat dalam menghasilkan karya sehingga diharapkan hal ini dapat memacu literasi siswa, para guru, orang tua dan seluruh warga sekolah serta masyarakat pada umumnya.

Program “Gerobak Cerdas” yang sedang dilaksanakan dan terus berlanjut berupa nulis bareng (nubar) yang diikuti siswa yang berminat serta sekolah menjadi duta literasi dengan mengikuti berbagai tantangan dalam “Gareulis Jabar”. 

Adalah kegiatan literasi sekolah yang sedang berlangsung dan membutuhkan support dari seluruh warga sekolah melalui diskusi, sharing, masukan yang membangun. 

Dukungan moril maupun materil dari segenap komponen sekolah sangat dibutuhkan. Sehingga kendala-kendala yang timbul dapat dicari solusi dan giat literasi sekolah tetap dapat berjalan menghasilkan karya-karya yang dapat dibanggakan.

C. Deskripsi kegiatan atau karya dan hubungannya dengan pencapaian kompeten sisiswa, visi misi sekolah dan kegunaannya bagi masyarakat.

Seluruh Kegiatan yang dilakukan di SDIT Darul Maza tidak terlepas dari peran serta aktif orang tua, staikholder sekolah, kepala sekolah beserta para guru bersama merumuskan visi misi sekolah. 

Sehingga seluruh komponen yang terlibat disekolah memahami landasan pelaksanaan dari suatu kegiatan. Strategi dan Visi sekolah yang dirancang bersama merupakan akronim yang membentuk kata yaitu strategi “RAMPES”.

Terdiri dari kata Rencana, Aksi, Monitoring, Publikasi, Evaluasi dan Swot analisis. Adapun Visi sekolah adalah “SUMBER INSPIRASI” yang memiliki penjabaran dari padanan kata Sehat, Unggul, Mandiri, Berkarakter, Inovasi, Berprestasi dalam Literasi.

Strategi RAMPES dilaksanakan oleh kepala sekolah sejak diamanahkan mulai tahun 2013 secara sederhana bertahap dan disesuaikan dengan kondisi sekolah pada awal berdiri. RAMPES sebagai sebuah strategi yang memungkinkan lahirnya kegiatan-kegiatan baru di sekolah termasuk dalam hal literasi sekolah yaitu “Gerobak Cerdas”. 

Untuk memahami lebih jauh pelaksanaan strategi RAMPES mewujudkan Gerobak Cerdas dalam Gerakan Literasi Sekolah (GliterS) dapat diketahui dari penjelasan berikutnya.

Pengertian Strategi adalah pendekatan secara keseluruhan yang berkaitan dengan pelaksanaan gagasan, perencanaan, dan eksekusi sebuah kegiatan dalam kurun waktu tertentu. Dalam strategi yang baik terdapat koordinasi tim kerja, memiliki tema dan mengidentifikasi faktor pendukung keberhasilan (Radenmilan, 2016).

Pengertian RAMPES diambil dari sapaan sunda yang memiliki padanan kata, RAMPES merupakan jawaban ketika ditanya dengan sapaan “sampurasun” dijawab “RAMPES” kedua padanan kata tersebut merupakan budaya orang sunda yang masih terjaga kelestariannya hingga kini. 

Sampurasun berarti permisi atau ‘punten’, terdapat juga kata sampurna ing insun yang berarti semoga kita semua berada dalam kesempurnaan, sedangkan kata RAMPES berarti ‘silahkan’ atau ‘ngaenyakeun’. 

Kata Sampurasun diartikan juga permohonan maaf, dari kata sampurna atau ‘hampura’ bermakna saya mohon dimaafkan atau ‘abdi nyuhunkeun dihapunten’ dan jawaban “RAMPES” untuk ini artinya dimaafkan (Azis, 2019).

RAMPES sebagai sebuah strategi yang digunakan dalam dunia pendidikan khususnya di Sekolah Dasar Islam Terpadu Darul Maza mengandung pemahaman keterbukaan atau “silahkan” diwujudkan adanya diskusi, bergerak untuk terus belajar, pelatihan guru yang terbuka dapat diikuti guru dari sekolah lain, maupun dalam proses pembelajaran peserta didik dengan open laboratorium (OL). 

Keterbukaan dan kepedulian terhadap perkembangan dunia pendidikan melahirkan kegiatan yang terus berlangsung mendidik, interaktif, inspiratif, inovatif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif. 

Memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa kreatifitas dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologi peserta didik sebagaimana yang tertuang pada PP no 19 tahun 2005.

RAMPES sendiri merupakan akronim kata dan menjadi rangkaian kegiatan yang saling terkait antara satu kegiatan dengan lainnya dimulai dari rencanakan tema, aksi dan reaksi, monitoring dan observasi, publikasi produk, evaluasi, refleksi dan reward, terakhir swot analisis. Kegiatan tersebut disatukan menjadi RAMPES. Secara garis besar RAMPES dapat diuraikan sebagai berikut :

  1. Rencanakan tema, rencana adalah rancangan;buram (rangka sesuatu yang akan dikerjakan). sedang tema adalah suatu gagasan pokok atau ide pikiran tentang sesuatu hal (Nasional, 2008). Jadi rencanakan tema adalah membuat rancangan untuk merumuskan ide pikiran tentang suatu hal dalam hal ini adalah GEROBAK CERDAS.

  2. Aksi dan reaksi, setelah tema ditetapkan kemudian diadakan dialog, diskusi disemua elemen warga sekolah baik antara guru dengan guru, guru dengan peserta didik, guru dengan orang tua, sekolah dengan warga sekolah untuk mendiskusikan proyek apa yang akan dihasilkan sesuai dengan tema tersebut. Dalam kegiatan ini tidak menutup kemungkinan melahirkan ide-ide baru untuk suksesnya program bisa juga semangat dalam bergerak bersama.

  3. Monitoring dan observasi, tahapan berikutnya pelaksanaan dari perencanaan yang sudah ditetapkan agar tercapai dengan baik maka monitoring dan observasi dilakukan secara berkesinambungan, membantu memecahkan bila guru kesulitan dalam melaksanakan proyek dengan tema yang telah ditetapkan .

  4. Publikasi, yaitu pengumuman dalam hal ini sebagai sarana promosi sekolah . Proyek yang telah diselesaikan harus dipublikasikan, dipamerkan karenanya hal ini menjadi kebanggan dan prestasi bagi peserta didik khususnya maupun seluruh warga sekolah.

  5. Evaluasi, refleksi dan reward, selalu dilakukan setelah berakhir suatu kegiatan untuk mengetahui kelebihan, kekurangan dan juga memberikan penghargaan bagi keberhasilan suatu proyek baik bersifat individu maupun kelompok, untuk menambah semangat dan penyemangat bagi yang lain (Arikunto, 2007).

  6. SWOT analisis, refleksi yang dihasilkan dari evaluasi kemudian dipertimbangkan secara matang dengan menganalisanya melalui SWOT. SWOT adalah metode perencanaan strategis yang digunakan untuk mengevaluasi kekuatan, kelemahan,

peluang, dan ancaman dalam suatu proyek. Analisis yang dihasilkan sebagai masukan untuk tema yang akan diputuskan pada tahun berikutnya. Setelah ini alur akan kembali kepada rencanakan tema diawal demikian seterusnya.

Gerobak Cerdas adalah kegiatan literasi sekolah sebagai upaya pengembangan literasi yang sudah berjalan sebelumnya. Gerobak Cerdas memiliki arti Gerakan Olah Buku Anak Ceria dan berprestasi. 

Sebagai sebuah kegiatan yang memacu siswa, guru, kepala sekolah serta warga sekolah lainnya untuk terlibat aktif membuat sebuah karya berupa buku sesuai dengan keinginan masing-masing baik berupa cerita pendek bergambar (cergam), cerita pendek, puisi, pantun, modul pembelajaran, hingga penulisan karya ilmiah berupa best practice ataupun penelitian tindakan kelas. 

Program ini memotivasi setiap anak, guru, kepala sekolah ataupun warga sekolah untuk memiliki hasil karya sendiri, bisa dimulai dengan hasil karya secara antologi, karya menulis bersama empat orang, dua orang hingga dapat membuat sendiri karyanya.

Keberhasilan membuat hasil karya akan menggali dan mengembangkan potensi yang ada pada diri anak, guru, kepala sekolah maupun warga sekolah lainnya. 

Sehingga kompetensi dirinya akan terus meningkat, semakin banyak hasil karya akan semakin baik potensi diri untuk lebih berkembang pada level yang lebil tinggi lagi. 

Dalam hal ini tentu saja seiring dengan dapat terwujudnya visi sekolah yaitu “berprestasi dalam literasi”. 

Hasil karya yang dihasilkan berupa buku tidak hanya dinikmati untuk warga sekolah tapi juga dapat dinikmati orangtua serta masyarakat pada umumnya. Dalam hal ini sekolah turut serta berpartisipasi mengembangkan kecerdasan masyarakat melalui buku-buku yang dihasilkan.



"Buku merupakan potret kehidupan, rekam jejak antar masa dan kata-kata ajaib yang dapat mengubah kehidupan siapa pun yang mengambil manfaatnya."-Bunda Rince W Utami



Bekasi, 29 Desember 2020

Salam Literasi, semangat menulis dan menginspirasi



Penulis : Rince Wiki Utami, S.Th.I, M.Pd

Seorang kepala sekolah di SD Swasta Kec. Jatiasih Kota Bekasi, kelahiran tahun 1971. Menyelesaikan program masternya bidang Teknologi Pendidikan di Universitas Islam Asy Syafiiyah Jakarta tahun 2014. Aktif dalam organisasi pendidikan seperti JSIT, PGRI, FKSDS, K3S, MT dan KKG Gugus. Beberapa akun media sosial yang dimiliki penulis seperti blog https://gupres2020.blogspot.com, facebook wiki utami, Instagram bundatami4u, youtube Rince Wiki Utami serta pernah menulis artikel di koran radar Bekasi. Bergabung dalam kelompok menulis seperti KPPJB, KPLJ, AISEI, KSGN yang di asuh oleh penulis berpengalaman seperti Om Jay (Wijaya Kusumah), dkk. Buku yang sudah terbit antologi puisi berjudul Aksara Penyair, antologi Pesona Nusantara, Antologi The Magic Of Inspiration, The Power of Silaturahmi in Writing (Antologi membangun literasi negeri bersama Omjay dan bu kanjeng), antologi Pembelajaran Efektif  dan in sya Allah akan menyusul buku solo dan lainnya, aamiin. 

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

GEROBAK CERDAS BEKEN, lomba blog www.aisei.id

SEKOLAH ADIWIYATA, DIARY FEBRUARI 2021, HARI KE 23

PROGRAM SEKOLAH PENGGERAK, KOTA BEKASI SIAP LAKSANAKAN.