MENAKAR LIBURAN SEHAT DI TENGAH PANDEMI

 

MENAKAR LIBURAN SEHAT DI TENGAH COVID-19

Oleh : Rince Wiki Utami


Terhitung Maret 2020 lalu, pandemi Covid-19 telah menyerang Nusantara. Covid-19 tiba-tiba muncul sehingga banyak korban jiwa, baik yang meninggal maupun dalam perawatan. Berbagai sektor terkena imbas pandemi Covid-19, mulai perkantoran, pusat pemerintahan, pasar, juga dunia Pendidikan. Pandemi Covid-19 mampu meluluhlantakan dimensi sosial maupun moril masyarakat secara menyeluruh.

Sejak diberlakukannya pembatasan sosial berskala besar (PSBB) oleh pemerintah diberbagai daerah, kita mengenal istilah work from home (WFH), pembelajaran jarak jauh (PJJ) dan belajar dari rumah (BDR). Guru sebagai leading sektor dunia pendidikan harus segera beradaptasi terhadap teknologi untuk mengatasi masalah pembelajaran di tengah pandemi agar tetap berjalan meskipun dengan berbagai kendala.

Pilihan Liburan

Sebagaimana dikutif pada laman FB Anis Baswedan (7/12/2020), penularan kasus di Jakarta menunjukkan tren kenaikan selama empat pekan terakhir. Pada 5 Desember 2020, total kasus konfirmasi positif di Jakarta mencapai 142.630 atau meningkat 13,4% dibandingkan dua pekan sebelumnya dari 125.822 kasus pada 21 November. Terkonfirmasi positif di Jakarta mulai meningkat setelah cuti bersama dan libur panjang akhir pekan pada akhir Oktober lalu. Selama 23 s.d. 29 November 2020, terdapat 410 klaster keluarga dengan total 4.052 kasus positif.

Dengan membaca kondisi yang terjadi di Jakarta, maka memilih liburan dengan mengunjungi area kerumunan di tengah pandemi sepertinya bukanlah pilihan bijak. Paling tidak, pilihan liburan kali ini ada dua yakni tetap di rumah atau keluar rumah dengan beresiko. Dengan ungkapan lain, pilihan liburan kali ini memiliki dua opsi blanded. Saat kita memilih liburan tetap di rumah, maka yang kita lakukan pertama, membuat komitmen dan perencanaan bersama anggota keluarga bahwa selama dua pekan kita akan berada di rumah. Seluruh anggota keluarga menyadari, liburan kali ini tidak keluar rumah sehingga dari awal keputusan tidak ada yang mengeluh atau merengek minta keluar rumah.


Kedua, tetap menyelesaikan tugas-tugas yang diberikan selama liburan. Keluarga menentukan penyelesaian tugas bersama, misalnya pada pagi hari kegiatan pembiasaan solat

dhuha, membaca alquan, membaca buku, beres-beres rumah dan bila tidak ada tugas sekolah upayakan kegiatan pagi hari adalah kegiatan pembiasaan membantu orang tua seperti menyiangi sayuran yang akan dimasak, merapihkan mainan, tempat tidur, buku-buku, mencuci sepatu, tas sekolah dan praktik baik lainnya.

Ketiga, mencari ragam menu baru di google. Terutama menu jajanan yang dapat dibuat sendiri di rumah seperti membuat dimsum, siomay, cireng, biscuit, aneka minuman, dll Nah, selanjutnya anggota keluarga melakukan eksplorasi dengan menu baru tersebut.

Keempat, berbagi peran dan berganti peran. Sesekali lakukan permainan chef master dengan berganti pasangan misalnya ayah dan adik, kakak dan adik bagaimanapun hasil dari masakan yang dibuat tetap harus dinikmati bersama, disinilah keseruannya.

Kelima, menonton dan membaca buku bersama serta mendiskusikannya. Selanjutnya orang tua memberikan apresiasi kepada anak-anak yang berhasil menceritakan kembali ataupun membuat resume dalam bentuk hasil karya berupa Y cart, fishbone ishikawa atau pohon literasi di rumah.

Selanjutnya, opsi kedua merencanakan berlibur keluar rumah dengan beresiko. Maka yang bisa dilakukan adalah dengan mengupayakan menutup atau memperkecil resiko tersebut. Pertama, pastikan imunitas seluruh anggota keluarga dalam kondisi terbaik, kedua, pilih destinasi berada dalam zona aman dan menentukan keberangkatan pada hari biasa bukan pada akhir pekan serta tidak berlama-lama ditempat keramaian, kecuali berencana menginap, ketiga, membawa bekal makanan sendiri atau memilih tempat makan yang menerapkan protokol kesehatan, keempat, menghindari kerumunan, kelima, menerapkan protokol kesehatan pribadi dan keluarga dengan selalu memakai masker, menjaga jarak, serta mencuci tangan.

Tentu dengan berbagai disiplin terhadap protokol kesehatan yang diterapkan akan membuat liburan kali ini sangat berbeda dengan biasanya. Namun, inilah pilihan dengan meminimalisir resiko tertular virus Covid-19 untuk diri serta keluarga yang kita cintai. Semoga kita semua tetap bisa menikmati liburan. Apapun yang menjadi pilihan terbaik pada liburan kali ini adalah tetap bersyukur. (*)

Komentar

  1. artikel pertama di bawah bimbingan kang Encon yang diposting koran radar bekasi

    BalasHapus
  2. Semoga bisa menulis artikel koran lagi untuk menebar kebaikan, aamiin

    BalasHapus
  3. Wah mantap, semakin semangat klo udah pernah tembus koran. Informasi yang berguna untuk menambah wawasan. Keep on to write. Thanks.

    BalasHapus
  4. mantaaap luar biasa, terus menulis....

    BalasHapus
  5. Tulisan yang bercerita. Terus menulis, mengasah pikiran melemaskan hati menguatkan motivasi

    BalasHapus
  6. Masyaa Allah..mudah²an menjadi inspirasi bagi orang tua yang membacanya. Namun sangat disayangkan banyak orangtua yg mengabaikannya mungkin krn kurangnya literasi yg dibaca atau hanya mencari kesenangan semata bagi keluarganya. Sehingga membuat hati ini sebenarnya kawatir diadakannya tatap muka sekolah dibulan Januari mengingat lonjakan wabah covid pasti besar kembali paska liburan di bulan januari. Mudah²an sekolah, diknas maupun pemerintah bisa mengundur paling tidak Februari 2021 baru diadakannya tatap muka.

    Maap jd ngelantir kemana²..tapi tulisan ibu benar² inspratif. Barakallah.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya bun, jd keprihatinan kita bersama bg yg msh acuh dg adanya covid-19

      Hapus
  7. Tetap lah menjadi inspirasi dan semangattt bunda

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

GEROBAK CERDAS BEKEN, lomba blog www.aisei.id

SEKOLAH ADIWIYATA, DIARY FEBRUARI 2021, HARI KE 23

PROGRAM SEKOLAH PENGGERAK, KOTA BEKASI SIAP LAKSANAKAN.